Puncak
gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat yang
disucikan, dan danau Segara Anak-nya dijaga oleh Dewi Anjani. Kita jadi
berpikir, apa sih yang membuat Rinjani menjadi sebegitu pentingnya
sehingga dilindungi baik oleh manusia dan dewa? Jawabannya adalah:
mahakarya panoramanya. Kealamian yang dimiliki gunung yang menjadi latar
belakang utama pemandangan Lombok ini memang sangat layak untuk
dijaga dan dinikmati. Oleh Dewi Anjani dan oleh kita semua.
Gunung Rinjani memiliki lima rute pendakian, masing-masing memiliki keindahan visual dan tingkat kesulitannya sendiri-sendiri. Mari kita bandingkan dua rute yang paling banyak dilewati oleh pendaki: rute Senaru dan dan rute Sembalun Lawang. Rute dari desa Senaru berbentuk tanjakan yang tiada henti. Tetapi sepanjang perjalanan, kita akan dilingkupi oleh pepohonan yang hijau. Saat sudah melewati kawasan perhutanan dan memasuki area puncak gunung, lihatlah ke belakang dan kita akan melihat hamparan pohon yang bergerak-gerak lembut tertiup angin. Walaupun menanjak, rute Senaru adalah rute yang paling dekat dengan puncak Rinjani.
Sembalun Lawang adalah rute yang paling banyak diambil pendaki pemula karena konturnya yang lebih datar. Perjalanan ini akan membawa kita mengarungi padang rumput sabana luas dengan hutan-hutan pinus. Kita lebih leluasa melihat Lombok dari ketinggian karena tidak tertutupi pepohonan. Kesulitan biasanya mulai dirasakan saat mulai meniti bagian bibir kawah gunung Plawangan Sembalun, tapi ini sebenarnya pertanda bahwa kita akan segera dibayar oleh pemandangan puncak Rinjani. (Puncak gunung Plawangan Sembalun ini mengantarkan kita ke bahu gunung Rinjani. Untuk mencapai puncak Rinjani, tinggal mengambil jalan lurus selama 3-4 jam.)
Momentum summit attack (3.726 meter dpl) Rinjani umumnya dilakukan di waktu dini hari agar ketika sampai bertepatan dengan terbitnya matahari. Setelah melihat matahari terbit, mata kita akan kembali dihibur ketika kawah Segara Muncar sedikit demi sedikit diterangi oleh matahari. Seakan-akan tiap keindahan disajikan dengan timing-nya sendiri-sendiri.
Tapi keindahan gunung tertinggi ketiga di Indonesia itu belum berakhir (oh, jauh sekali dari berakhir). Setelah kita kembali dari puncak Sembalun, ambil jalur ke kanan dan kita akan sampai di reward terbesar para pendaki Rinjani, danau Segara Anak.
Dari atas, Segara Anakan terlihat menyerupai laut. Warnanya biru sekali. Segara Anakan membentang dengan luas sekitar 11.000.000 meter persegi. Air mengalir dari danau sedalam 230 meter ini, membentuk sebuah air terjun pada jurang yang curam. Kadang, bau dupa atau kembang sesaji yang diletakkan oleh masyarakat beragama Hindu akan tertangkap hidung kita, membuat suasana menjadi terasa lebih spiritual.
Kalau bisa berkemah di tepian danau, asyik sekali. Di sini pendaki bisa memancing ikan mas dan mujair, dan berendam air panas. Konon, air Danau Segara Anak yang mengandung belerang ini dapat menyembuhkan penyakit kulit, rematik dan penyakit lainnya.
Pada tahun 1944, Dewi Anjani sepertinya ingin menambahkan sesuatu yang baru di Segara Anak. Maka, terjadilah letusan yang melahirkan gunung Baru (atau Barujari) di pinggir danau. Gunung Barujari yang memiliki kawah seluas 34.000 m persegi ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang masih belum puas hiking, tapi sudah terlalu lelah untuk mendaki puncak Rinjani. Sebagai catatan, gunung Barujari pernah meletus pada tahun 2009 dan 2004. Jadi, jangan lupa untuk mencari tahu status gunung ini dari para penjaga, ya.
Lalu yang pasti tidak akan mungkin kelewatan dalam perjalanan ”menaklukan” Rinjani adalah keindahan danau Segara Anakan.
Di Taman Nasional Gunung Rinjani juga terdapat 3 gua yang terkenal yaitu Gua Susu, Gua Payung, dan Gua Manik. Yang paling menarik adalah gua Susu, yang dikenal dapat menjadi media bercermin diri, sering di gunakan sebagai tempat bermeditasi. Menurut kepercayaan setempat, orang-orang yang berhati dengki akan mendapat kesulitan untuk memasuki gua. Lubangnya memang sempit. Namun sebaliknya, orang orang yang berhati mulia, bersih lahir batin akan dapat masuk sana. Percaya atau tidak, silakan dicoba Yang jelas dalam Gua Susu, suhu cukup panas dan berasap sehingga dikatakan cocok untuk menyembuhkan segala macam penyakit di badan.
berbagi.com |
Gunung Rinjani memiliki lima rute pendakian, masing-masing memiliki keindahan visual dan tingkat kesulitannya sendiri-sendiri. Mari kita bandingkan dua rute yang paling banyak dilewati oleh pendaki: rute Senaru dan dan rute Sembalun Lawang. Rute dari desa Senaru berbentuk tanjakan yang tiada henti. Tetapi sepanjang perjalanan, kita akan dilingkupi oleh pepohonan yang hijau. Saat sudah melewati kawasan perhutanan dan memasuki area puncak gunung, lihatlah ke belakang dan kita akan melihat hamparan pohon yang bergerak-gerak lembut tertiup angin. Walaupun menanjak, rute Senaru adalah rute yang paling dekat dengan puncak Rinjani.
Sembalun Lawang adalah rute yang paling banyak diambil pendaki pemula karena konturnya yang lebih datar. Perjalanan ini akan membawa kita mengarungi padang rumput sabana luas dengan hutan-hutan pinus. Kita lebih leluasa melihat Lombok dari ketinggian karena tidak tertutupi pepohonan. Kesulitan biasanya mulai dirasakan saat mulai meniti bagian bibir kawah gunung Plawangan Sembalun, tapi ini sebenarnya pertanda bahwa kita akan segera dibayar oleh pemandangan puncak Rinjani. (Puncak gunung Plawangan Sembalun ini mengantarkan kita ke bahu gunung Rinjani. Untuk mencapai puncak Rinjani, tinggal mengambil jalan lurus selama 3-4 jam.)
Momentum summit attack (3.726 meter dpl) Rinjani umumnya dilakukan di waktu dini hari agar ketika sampai bertepatan dengan terbitnya matahari. Setelah melihat matahari terbit, mata kita akan kembali dihibur ketika kawah Segara Muncar sedikit demi sedikit diterangi oleh matahari. Seakan-akan tiap keindahan disajikan dengan timing-nya sendiri-sendiri.
Tapi keindahan gunung tertinggi ketiga di Indonesia itu belum berakhir (oh, jauh sekali dari berakhir). Setelah kita kembali dari puncak Sembalun, ambil jalur ke kanan dan kita akan sampai di reward terbesar para pendaki Rinjani, danau Segara Anak.
Dari atas, Segara Anakan terlihat menyerupai laut. Warnanya biru sekali. Segara Anakan membentang dengan luas sekitar 11.000.000 meter persegi. Air mengalir dari danau sedalam 230 meter ini, membentuk sebuah air terjun pada jurang yang curam. Kadang, bau dupa atau kembang sesaji yang diletakkan oleh masyarakat beragama Hindu akan tertangkap hidung kita, membuat suasana menjadi terasa lebih spiritual.
Kalau bisa berkemah di tepian danau, asyik sekali. Di sini pendaki bisa memancing ikan mas dan mujair, dan berendam air panas. Konon, air Danau Segara Anak yang mengandung belerang ini dapat menyembuhkan penyakit kulit, rematik dan penyakit lainnya.
Pada tahun 1944, Dewi Anjani sepertinya ingin menambahkan sesuatu yang baru di Segara Anak. Maka, terjadilah letusan yang melahirkan gunung Baru (atau Barujari) di pinggir danau. Gunung Barujari yang memiliki kawah seluas 34.000 m persegi ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang masih belum puas hiking, tapi sudah terlalu lelah untuk mendaki puncak Rinjani. Sebagai catatan, gunung Barujari pernah meletus pada tahun 2009 dan 2004. Jadi, jangan lupa untuk mencari tahu status gunung ini dari para penjaga, ya.
Lalu yang pasti tidak akan mungkin kelewatan dalam perjalanan ”menaklukan” Rinjani adalah keindahan danau Segara Anakan.
Di Taman Nasional Gunung Rinjani juga terdapat 3 gua yang terkenal yaitu Gua Susu, Gua Payung, dan Gua Manik. Yang paling menarik adalah gua Susu, yang dikenal dapat menjadi media bercermin diri, sering di gunakan sebagai tempat bermeditasi. Menurut kepercayaan setempat, orang-orang yang berhati dengki akan mendapat kesulitan untuk memasuki gua. Lubangnya memang sempit. Namun sebaliknya, orang orang yang berhati mulia, bersih lahir batin akan dapat masuk sana. Percaya atau tidak, silakan dicoba Yang jelas dalam Gua Susu, suhu cukup panas dan berasap sehingga dikatakan cocok untuk menyembuhkan segala macam penyakit di badan.
No comments:
Post a Comment