Thursday, 13 August 2015

Menjelajahi Istana Dewi Anjani



Di Lombok ada seorang putri raja yang cantik jelita yang bernama Dewi Anjani. Tak terbayangkan bagaimana paras cantik putri raja ini. Dibalik kecantikan Dewi Anjani tersimpan misteri, dimana nantinya sang putri menjadi ratu penguasa mahluk gaib. Karena tak diijinkan ayahnya menikah dengan lelaki pujaannya maka Dewi Anjani mengasingkan diri dan bertapa, hingga akhirnya diangkat menjadi penguasa mahluk halus. 


Salah satu versi dari kisah singkat dari Dewi Anjani yang konon menguasai Gunung Rinjani. Wajah cantik Sang Dewi Anjani sangat cantik, seperti saat melihat Gunung Rinjani yang dipakai sebagai istananya. Tak terbayangkan, istananya saja memiliki tinggi 3726mdpl, diameternya memiliki kaldera hingga 10km dan kedalaman kawah -230m. Inilah Gunung Rinjani istana Dewi Anjani yang

Wednesday, 12 August 2015

PUTRI MANDALIKA : KISAH PUTRI CANTIK DARI PULAU NAN INDAH


         Pada abad dan zaman yang tidak di ketahui pasti dalam sejarah menurut cerita, dahulu kala terdapat sebuah kerajaan di pantai selatan pulau Lombok yang bernama sekar muning dan rajanya bernama raden panji kusuma yang mempunyai seorang putri bernama putri mandalika.seorang putri yang di lahirkan dari keluarga kerajaan memiliki kecantikan dan amat elok parasnya itu sudah terlihat dari kecil hingga ia tumbuh dewasa.sang putri terlihat menawan,matanya yang jelita seperti bintang timur,garis-garis wajahnya ayu,rambutnya bagaikan mayang terurai.sang putri tidak hanya memiliki kecantikan wajah,tetapi ia juga memiliki kecantikan batin, sifat-sifatnya yang baik,sopan,tutur bahasanya lembut dan ramah terhadap semua orang sehingga itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan di mata rakyatnya.

patung putri mandalika
kecantikan putri mandalika mampu memikat semua pemuda di seluruh belahan bumi Lombok mabuk cinta,pemuda-pemuda berlomba untuk mendapatkan cinta sang putri tersohor itu dengan melamarnya sehingga sang putri tidak mampu berbuat banyak saat pemuda-pemuda yang berdatangan ratusan orang dari seluruh kerajaan di pulau lombok ingin meminangnya.
        Setelah sekian lamanya sang putri terjebak dalam sebuah pilihan yang berat,akhirnya sang putri yang tidak ingin membuat perdebatan  dan permusuhan di antara pemuda karena dirinya itu memutuskan untuk mengundang semua pemuda yang ingin meminangnya dan tidak terlupakan juga rakyat-rakyat yang selalu mengagung-agungkan namanya itu.semua undangan di suruh berkumpul di pantai kute.waktunya mereka berkumpul di tentukan sendiri oleh sang putri,yakni tepatnya pada pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang di seluruh penjuru bumi Lombok.hingga tiba waktunya itu para tamu undangan hadir ribuan orang mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek separuh baya dan para pemuda hadir berdatangan memenuhi pesisir pantai kuta untuk menyaksikanentukan sang putri menentukan sendiri siapa pilihan hatinya.
         

Monday, 10 August 2015

Taman Narmada Pulau Lombok

Pulau Lombok memang menyimpan banyak cerita legenda, mitos dan kisah-kisah kerajaan. Itu yang menyebabkan setiap objek wisata disini selalu mempunyai latar belakang sejarah. Seperti yang terjadi di Taman Narmada. Taman Narmada adalah taman yang dibangun pada 1805 oleh Raja Mataram Lombok Anak Agung Ngurah Karangasem. Pada awalnya, Taman Narmada di bangun untuk tempat perayaaan upacara Pakelem yang dilaksanakan setiap purnama kelima tahun Caka. Selain itu Taman Narmada juga tempat peristirahatan para Raja dan keluarga saat musim kemarau. Ada yang mengatakan bahwa desain Taman Narmada di dibuat meniru suasana yang ada di puncak Gunung Rinjani. Nama Narmada berasal dari sebuah sungai suci di India.
Nah, keunikan Taman Narmada adalah air kolamnya yang banyak dipercaya membuat awet muda. Tak heran jika Anda akan melihat kolam ini dipenuhi wisatawan dan juga warga setempat untuk mandi atau hanya membasuh badan saja. Karena kandungan mineralnya yang cukup tinggi, Anda akan merasakan betapa segarnya setelah bermain air di kolam tersebut.
Taman Narmada tidak hanya mempunyai kolam air sebagai daya tarik. Di kompleks yang oleh pemerintah ditetapkan sebagai kompleks bangunan Cagar Budaya juga terdapat Pura Kelasa. Di Pura ini setiap tahunnya diadakan upacara Pujawali untuk menghormati Dewa Batara yang dipercaya tinggal di Gunung Rinjani. Bentuk Pura Kelasa seperti punden berundak dan menjadi salah satu dari pura paling tua di Lombok. Karena sejak awal memang didesain utnuk menyerupai Gunung Rinjani, maka untuk masuk ke Pura Kelasa ini Anda harus melewati puluhan anak tangga.

Friday, 7 August 2015

Pura Mayura Pulau Lombok

Pura Mayura dibangun oleh Raja A.A. Made Karangasem sekitar tahun 1744, ketika kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok. Pada mulanya area taman ini bernama Taman Kelepug. Nama tersebut diambil dari suara “klepug… klepug… ”, yaitu suara aliran air dari mata air yang jatuh ke kolam. Nama tersebut kemudian diganti ketika taman direnovasi oleh A.A. Ngurah Karangasem sekitar tahun 1866.
Nama Mayura diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “burung merak”. Pada waktu itu, masih terdapat banyak ular yang berkeliaran sehingga sangat meresahkan masyarakat yang hendak berdoa di pura. Beberapa penasehat kemudian menyarankan agar beternak burung merak, dan memeliharanya di sekitar taman dan pura. Keberadaan burung merak cukup membantu dalam mengusir ular-ular tersebut. Sehingga masyarakat dapat berdoa dengan tenang. Sejak saat itu, nama “Mayura” mulai dipakai dan dikenal.
Ketika menginjak Taman Mayura, Anda akan merasakan kombinasi suasana yang unik. Antara suasana alam yang asri, suasana religius, dan sekaligus bersejarah. Wilayah taman ini terdiri dari dua bagian, yaitu area taman dan area pura.
Di area taman, Anda akan mendapati taman yang tertata rapi. Disini Anda akan merasakan kedamaian yang alami. Di sekeliling taman dipagari oleh pohon-pohon Manggis, dengan rumput hijaunya yang subur terawat. Di taman ini Anda juga akan menemui sebuah kolam yang ditengahnya berdiri sebuah bangunan. Bangunan tersebut bernama “Rat Kerte”, sering disebut sebagai “Gili” (dalam bahasa Sasak berarti “pulau kecil”). Rat Kerte atau Gili tersebut dulunya sering dipakai sebagai tempat berkumpul, melakukan pertemuan atau rapat, serta untuk menerima tamu kerajaan.